Buletin Al-Jazeera, edisi 05/th.2/2010
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Al-Hijr : 9)
Generasi khairu ummah dari salafus shalih, telah merasakan nikmat dan indahnya hidup dalam naungan Al-Qur'an. Mereka meraih posisi itu dengan keyakinan yang mantap dan budaya amal sholeh.
Dengan landasan hidup Al-Qur'an dan sunnah ini mereka akan mampu tampil tegar, jelas tempatnya, sigap dalam menentukan sikap, tidak diombang-ambingkan oleh ketidakpastian situasi. Tidak mudah terpengaruh oleh prinsip hidup lain karena prinsip dalam kepribadiannya sudah mantap dan jelas, Al-Qur’anul karim dan Hadits as-Syarif.
Dewasa ini ada fenomena yang bergeser di kalangan ummat, terpengaruh oleh budaya-budaya asing yang disajikan oleh musuh-musuh Islam, sehingga banyak dari kalangan ummat ini yang terjerat bahkan terjerumus. Baru-baru ini diberitakan ada anak yang masih duduk di bangku SMP dilarikan oleh pacarnya yang baru ia kenal melalui akun facebook. Dewasa ini orang lebih suka berlama-lama di hadapan TV, menghabiskan waktu bersama komputer, hpnya, ketimbang berlama-lama membaca, mentadabburi, menghayati, menghafal serta mengamalkan Al-Qur'an. Padahal Rasulullah s.a.w bersabda :
innallaaha yarfa'u bihaadzal kitaabi aqwaaman wayadho'u bihil akhiriin. "Sesungguhnya Allah dengan Al-Qur'an ini telah mengangkat derajat suatu bangsa dan dengan Al-Qur'an ini pulalah Allah akan menjatuhkan bangsa lainnya." (HR.Muslim)
Abu Hurairah r.a berkata, "Rumah yang di dalamnya dibaca Al-Qur'an berkahnya sangat banyak, Malaikat masuk atau hadir dan setan pun keluar. Sedangkan rumah yang tidak pernah dibacakan Al-Qur'an di dalamnya sangat sempit bagi penghuninya, tidak ada berkah, setan pun masuk atau hadir dan malaikat keluar."
Oleh karena itu agar kita bisa merasakan dan indahnya hidup dlm naungan Al-Qur'an, kitapun harus optimal dalam berinteraksi dengan Al-Qur'an.
MAKSIMALISASI FUNGSI AL-QUR’AN
Ada lima cara (metode) yang harus kita upayakan dalam berinteraksi dengan Al-Qur'an;
Pertama; تلاوة مجوّدة
Tilawah Mujawwadah, yakni membaca Al-Qur'an dengan benar sesuai dengan hukum tajwid yang berlaku,Allah s.w.t berfirman dalam Al-Qur'an :
Warattilil qur'ana tartiila.
"Dan bacalah Al-Qur'an dengan tartil." (Qs. Al-Muzzammil : 4)
Membaca Al-Qur'an dengan tartil memberikan hak kepada setiap huruf yang kita baca sesuai dengan kaedahnya adalah perintah Allah secara langsung dalam surah Al-Muzzammil tadi.
Kenapa kita harus membaca Al-Qur'an ? Karena dengan Al-Qur'an lah kita akan mendapat syafa'at Al-Qur'an, sebagaimana disebutkan dalam shahih Muslim dari Abu Umamah r.a bahwasanya Nabi s.a.w bersabda :
إقرؤو القرآن فإ نّه يأتي يوم القيامة شفيعا لآصحا به
iqraul qur'an fainnahu ya'ti yaumal qiyamati syafi'an liasbihi.
iqraul qur'an fainnahu ya'ti yaumal qiyamati syafi'an liasbihi.
"Bacalah Al-Qur'an, sungguh akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa'at bagi pembacanya." (HR. Muslim)
Bagaimana kita akan mendapat syafa'at Al-Qur'an kalau kita saja tidak bisa membaca Al-Qur'an, bagaimana kita akan mendapatkan syafa'at Al-Qur'an kalau Al-Qur'an hanya dipakai mahar ketika acara pernikahan, bagaimana kita akan mendapatkan syafa'at Al-Qur'an kalau Al-Qur'an hanya dibaca pada malam-malam tertentu saja atau pada bulan-bulan tertentu saja. Tetapi Al-Qur'an itu harus kita baca setiap hari, bahkan kalau kita ingin mencontoh para salafusshalih mereka tidak kurang dari tiga hari, tujuh hari sudah khatam Al-Qur'an. Kalau saja kita belum bisa baca Al-Qur'an maka belajarlah selama usia masih ada.
Kedua, فهم معنيه بالتدبر
Fahmu ma’aniih bitadabburi, yaitu memahami maknanya melalui tadabbur.
Kita diperintahkan untuk mentadabburi atau menghayati Al-Qur'an sebagai tindak lanjut apa yang kita baca, dengan tadabbur kita akan dapat lebih memahami keagungan dan keindahan Al-Qur'an, jangan sampai kita termasuk orang yang disinggung oleh Allah s.w.t bahwa orang yang tidak mentadabburi Al-Qur'an orang yang hatinya terkunci, sebagaimana Allah s.w.t firmankan dalam Qs. Muhammad: 24 yang berbunyi:
afala yatadabbaruunal qur'aana am 'ala quluubin aqfaluha.
"Apakah tidak kamu perhatikan (tadabburi) Al-Qur'an ataukah hati kamu telah terkunci ..?.”
Tadabbur sangat penting untuk mengetahui apa saja yang Allah perintahkan dan apa saja yang Allah larang serta apa saja yang Allah anjurkan Al-Qur'an.
Kalau kita belum memahami bahasa Arab, maka sekarang sudah banyak sekali Al-Qur'an dan terjemahannya untuk kita baca maknanya.
Ketiga, حفظ القرأن
Hifzhul Qur’an, yakni menghafal ayat-ayat Al-Qur'an.
Orang yang menghafal Al-Qur'an adalah orang-orang yang dipilih oleh Allah s.w.t sepanjang sejarah kehidupan manusia karena melalui merekalah Allah s.w.t menjaga Al-Qur'an, sebagaimana firman Allah s.w.t dalam Qs. Al-Hijr : 9 yang berbunyi :
inna nahnu nazzalnadz-dzikra wainna lahu lahaafizhun.
"sesungguhnya telah kami turunkan adz-dzikr (Al-Qur'an) dan kamilah yang menjaganya."
Banyak sekali keutamaan bagi para penghafal Al-Qur'an, di antaranya sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah s.a.w, ketika beliau mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud dalam satu liang lahad, kemudian beliau bersabda;
أيّهم أكثر قرآنا؟
Ayyuhum aktsara qur'ana..?
"Manakah di antara mereka yang paling banyak menghafal Al-Qur'an." Ketika ditunjuk salah satunya, maka beliau mendahulukan pemakamannya. (HR. Bukhari)
Keempat, حفظ العمل
Hifzhul amal, yakni membiasakan agar selalu terjaga dalam mengamalkan isi Al-Qur'an.
Kita mengamalkan apa yang sudah dibaca, dihafal, difahami maknanya. Sehingga dengan inilah A'isyah mengungkapkan kalimat terindahnya ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah, yakni; kaana khuluquhul Qur'an , akhlak Rasulullah s.a.w adalah al-qur'an. Sehingga ketika beliau berjalan seakan-akan Al-Qur'an berjalan. Subhanallah sungguh indah pribadi Rasulullah s.a.w.
Kelima, تعليم القرآن
Ta’limul Qur'an, yakni mengajarkan Al-Qur'an kepada orang lain dan memasyarakatkannya.
Disebutkan dalam shahih Muslim, dari Utsman bin 'Affan r.a bahwasanya Nabi saw, bersabda;
خيركم من تعلّم القرآن وعلّمه
(Khairukum man ta'allamal qur'ana wa'allamahu.)
"sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al-qur'an dan yang mengajarkannya."
Semoga kita semua bisa membaca, menghayati, menghafal, mengamalkan serta mengajarkan Al-Qur'an kepada keluarga hingga masyarakat luas, dan semoga Allah catat sebagai amal shalih kita, amin ya Robbal 'alamin.
Taufiqurrahman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar