Buletin Al-Jazeera dibagi secara cuma-cuma ke Masjid-masjid di Kepulauan Sapeken, Kangean, Bali, Kupang, Batam dan Jakarta dalam rangka program pencerdasan ummat. Infaq dan sedekah anda sangat membantu kelangsungan buletin dakwah ini. Salurkan bantuan anda ke Bank Mandiri Cabang Jakarta Kramat Raya no.rek: 1230005638491 an: Khairiyah (0813-1132.7517)

Senin, 06 September 2010

DIBAWAH NAUNGAN AL-QUR'AN

Buletin Al-Jazeera, edisi 05/th.2/2010

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Al-Hijr : 9)

Generasi khairu ummah dari salafus shalih, telah merasakan nikmat dan indahnya hidup dalam naungan Al-Qur'an. Mereka meraih posisi itu dengan keyakinan yang mantap dan budaya amal sholeh.

Dengan landasan hidup Al-Qur'an dan sunnah ini mereka akan mampu tampil tegar, jelas tempatnya, sigap dalam menentukan sikap, tidak diombang-ambingkan oleh ketidakpastian situasi. Tidak mudah terpengaruh oleh prinsip hidup lain karena prinsip dalam kepribadiannya sudah mantap dan jelas, Al-Qur’anul karim dan Hadits as-Syarif.

Dewasa ini ada fenomena yang bergeser di kalangan ummat, terpengaruh oleh budaya-budaya asing yang disajikan oleh musuh-musuh Islam, sehingga banyak dari kalangan ummat ini yang terjerat bahkan terjerumus. Baru-baru ini diberitakan ada anak yang masih duduk di bangku SMP dilarikan oleh pacarnya yang baru ia kenal melalui akun facebook. Dewasa ini orang lebih suka berlama-lama di hadapan TV, menghabiskan waktu bersama komputer, hpnya, ketimbang berlama-lama membaca, mentadabburi, menghayati, menghafal serta mengamalkan Al-Qur'an. Padahal Rasulullah s.a.w bersabda :

innallaaha yarfa'u bihaadzal kitaabi aqwaaman wayadho'u bihil akhiriin. "Sesungguhnya Allah dengan Al-Qur'an ini telah mengangkat derajat suatu bangsa dan dengan Al-Qur'an ini pulalah Allah akan menjatuhkan bangsa lainnya." (HR.Muslim)

Abu Hurairah r.a berkata, "Rumah yang di dalamnya dibaca Al-Qur'an berkahnya sangat banyak, Malaikat masuk atau hadir dan setan pun keluar. Sedangkan rumah yang tidak pernah dibacakan Al-Qur'an di dalamnya sangat sempit bagi penghuninya, tidak ada berkah, setan pun masuk atau hadir dan malaikat keluar."

Oleh karena itu agar kita bisa merasakan dan indahnya hidup dlm naungan Al-Qur'an, kitapun harus optimal dalam berinteraksi dengan Al-Qur'an.

MAKSIMALISASI FUNGSI AL-QUR’AN
Ada lima cara (metode) yang harus kita upayakan dalam berinteraksi dengan Al-Qur'an;

Pertama; تلاوة مجوّدة 
Tilawah Mujawwadah, yakni membaca Al-Qur'an dengan benar sesuai dengan hukum tajwid yang berlaku,Allah s.w.t berfirman dalam Al-Qur'an :

Warattilil qur'ana tartiila.
"Dan bacalah Al-Qur'an dengan tartil." (Qs. Al-Muzzammil : 4)

Membaca Al-Qur'an dengan tartil memberikan hak kepada setiap huruf yang kita baca sesuai dengan kaedahnya adalah perintah Allah secara langsung dalam surah Al-Muzzammil tadi.

Kenapa kita harus membaca Al-Qur'an ? Karena dengan Al-Qur'an lah kita akan mendapat syafa'at Al-Qur'an, sebagaimana disebutkan dalam shahih Muslim dari Abu Umamah r.a bahwasanya Nabi s.a.w bersabda :

إقرؤو القرآن فإ نّه يأتي يوم القيامة شفيعا لآصحا به
iqraul qur'an fainnahu ya'ti yaumal qiyamati syafi'an liasbihi.

"Bacalah Al-Qur'an, sungguh akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa'at bagi pembacanya." (HR. Muslim)

Bagaimana kita akan mendapat syafa'at Al-Qur'an kalau kita saja tidak bisa membaca Al-Qur'an, bagaimana kita akan mendapatkan syafa'at Al-Qur'an kalau Al-Qur'an hanya dipakai mahar ketika acara pernikahan, bagaimana kita akan mendapatkan syafa'at Al-Qur'an kalau Al-Qur'an hanya dibaca pada malam-malam tertentu saja atau pada bulan-bulan tertentu saja. Tetapi Al-Qur'an itu harus kita baca setiap hari, bahkan kalau kita ingin mencontoh para salafusshalih mereka tidak kurang dari tiga hari, tujuh hari sudah khatam Al-Qur'an. Kalau saja kita belum bisa baca Al-Qur'an maka belajarlah selama usia masih ada.

Kedua, فهم معنيه بالتدبر
Fahmu ma’aniih bitadabburi, yaitu memahami maknanya melalui tadabbur.

Kita diperintahkan untuk mentadabburi atau menghayati Al-Qur'an sebagai tindak lanjut apa yang kita baca, dengan tadabbur kita akan dapat lebih memahami keagungan dan keindahan Al-Qur'an, jangan sampai kita termasuk orang yang disinggung oleh Allah s.w.t bahwa orang yang tidak mentadabburi Al-Qur'an orang yang hatinya terkunci, sebagaimana Allah s.w.t firmankan dalam Qs. Muhammad: 24 yang berbunyi:

afala yatadabbaruunal qur'aana am 'ala quluubin aqfaluha.

"Apakah tidak kamu perhatikan (tadabburi) Al-Qur'an ataukah hati kamu telah terkunci ..?.”

Tadabbur sangat penting untuk mengetahui apa saja yang Allah perintahkan dan apa saja yang Allah larang serta apa saja yang Allah anjurkan Al-Qur'an.

Kalau kita belum memahami bahasa Arab, maka sekarang sudah banyak sekali Al-Qur'an dan terjemahannya untuk kita baca maknanya.

Ketiga, حفظ القرأن
Hifzhul Qur’an, yakni menghafal ayat-ayat Al-Qur'an.

Orang yang menghafal Al-Qur'an adalah orang-orang yang dipilih oleh Allah s.w.t sepanjang sejarah kehidupan manusia karena melalui merekalah Allah s.w.t menjaga Al-Qur'an, sebagaimana firman Allah s.w.t dalam Qs. Al-Hijr : 9 yang berbunyi :

inna nahnu nazzalnadz-dzikra wainna lahu lahaafizhun.
"sesungguhnya telah kami turunkan adz-dzikr (Al-Qur'an) dan kamilah yang menjaganya."

Banyak sekali keutamaan bagi para penghafal Al-Qur'an, di antaranya sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah s.a.w, ketika beliau mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud dalam satu liang lahad, kemudian beliau bersabda;

أيّهم أكثر قرآنا؟
Ayyuhum aktsara qur'ana..?

"Manakah di antara mereka yang paling banyak menghafal Al-Qur'an." Ketika ditunjuk salah satunya, maka beliau mendahulukan pemakamannya. (HR. Bukhari)

Keempat, حفظ العمل
Hifzhul amal, yakni membiasakan agar selalu terjaga dalam mengamalkan isi Al-Qur'an.

Kita mengamalkan apa yang sudah dibaca, dihafal, difahami maknanya. Sehingga dengan inilah A'isyah mengungkapkan kalimat terindahnya ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah, yakni; kaana khuluquhul Qur'an , akhlak Rasulullah s.a.w adalah al-qur'an. Sehingga ketika beliau berjalan seakan-akan Al-Qur'an berjalan. Subhanallah sungguh indah pribadi Rasulullah s.a.w.

Kelima, تعليم القرآن
Ta’limul Qur'an, yakni mengajarkan Al-Qur'an kepada orang lain dan memasyarakatkannya.

Disebutkan dalam shahih Muslim, dari Utsman bin 'Affan r.a bahwasanya Nabi saw, bersabda;

خيركم من تعلّم القرآن وعلّمه
(Khairukum man ta'allamal qur'ana wa'allamahu.)

"sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al-qur'an dan yang mengajarkannya."

Semoga kita semua bisa membaca, menghayati, menghafal, mengamalkan serta mengajarkan Al-Qur'an kepada keluarga hingga masyarakat luas, dan semoga Allah catat sebagai amal shalih kita, amin ya Robbal 'alamin.
Taufiqurrahman

Tidak ada komentar: