October 15th, 2012 | Cat: Sosial
Peta Kepulauan Sapeken |
SAPEKEN-Ketenangan warga kepulauan, terutama di Pulau Sapeken,
sedikit terganggu dengan adanya gempa bumi. Bencana alam yang tidak pernah
disangka itu bahkan terjadi hingga dua kali dalam dua hari terakhir. Kali
pertama gempa bumi terjadi pada Jum’at malam /malam Sabtu(12/10) sekitar pukul 19.30.
Gempa
bumi pertama menyerang wilayah Desa/Pulau Sepanjang dan Desa/Pulau Sasiil,
Kecamatan Sapeken. Ketika itu, warga yang kebanyakan sedang duduk santai di
rumah masing-masing tiba-tiba dikejutkan dengan gempa bumi. Secara tiba-tiba,
warga seperti mendengar adanya benda jatuh.
Bersamaan
dengan itu muncul getaran kuat dirasakan oleh warga. Bahkan, menurut sejumlah
warga, banyak yang ketika kejadian sedang berdiri seperti akan terjatuh.
Sedangkan warga yang sedang duduk tiba-tiba tersungkur. Praktis, warga langsung
keluar rumah. Suasananya pun berlangsung panik.
”Warga
langsung berkumpul ke satu tempat, sambil membicarakan kejadian yang baru
berlalu itu,” tutur Ustad Addalamy, warga Dusun Grengsang, Desa Sepanjang
kepada Jawa Pos Radar Madura kemarin (14/10). Semula, warga sempat
dikhawatirkan isu tsunami yang muncul setelah gempa. Namun, kekhawatiran warga
tidak terbukti. Sehingga, tak lama setelah gempa warga kembali ke rumah
masing-masing.
Warga
pun kembali beraktivitas seperti biasa. Sayangnya, beberapa jam setelah
kejadian, kejadian serupa muncul kembali. Kali ini terjadi sekitar pukul 20.00
pada Sabtu malam/ malam Ahad (13/10). Seperti halnya kejadian sebelumnya, gempa
kali ini juga sangat terasa bagi warga setempat. Bahkan, gempa kedua disebut
lebih besar dibandingkan yang pertama.
Namun,
untuk waktunya lebih lama gempa pertama. Meski relatif lebih singkat, gempa
kedua menciptakan dampak kepada warga. Dampak yang ditimbulkan salah satunya
dialami gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Minhajussa’adah di Desa Sepanjang
retak-retak. Bahkan, sejumlah kaca rumah warga dikabarkan ada yang retak dan
rusak.
Akibat
gempa itulah yang hingga kini, menurut Ustad Lamy sapaan akrab Addalamy masih
dirasakan warga. Warga di pulau hingga sekarang masih trauma dan khawatir gempa
susulan kembali datang. ”Sementara ini, hingga kemarin memang belum ada
penanganan dari pihak terkait,” terangnya. Pihaknya mendesak agar pihak terkait
yang memang konsen di bidang bencana tidak lamban.
Misalnya,
dengan mendatangkan alat deteksi dini atas terjadinya gempa. Sehingga warga
segera melakukan antisipasi. ”Kami berharap ada tindakan cepat, bukan menunggu
korban banyak baru pemerintah ada niat serius. Gempa tersebut perlu dikaji
kira-kira penyebabnya apa saja. Sehingga ada pelajaran terhadap warga di masa
mendatang,” kata Ustad Lamy.
Sementara,
berdasarkan informasi yang diterima Jawa Pos Radar Madura, gempa yang terjadi
di Pulau Sapeken itu diperkirakan mencapai 4,5 skala richter. Anggota DPRD
Sumenep dari Pulau Sepeken Badrul Aini menyayangkan tidak adanya Taruna Siaga
Bencana (Tagana) yang meluncur untuk melakukan pemantauan ke pulau.
Padahal,
tim tersebut dibentuk untuk menangani bencana. Seharusnya, kata Badrul,
persoalan seperti itu bukan malah dibiarkan. Tapi, harus ada upaya untuk segera
mengetahui kondisi dini di pulau. Informasi yang berkembang, kata Badrul, warga
khawatir gempa akibat atau dampak dari eksploitasi migas di kepulauan.
Dihubungi
terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Moh. Fadilah
melalui Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan R Syaiful Arifin membenarkan adanya
gempa. Tapi, lanjut Syaiful-sapaan akrabnya-tidak menimbulkan korban jiwa.
”Kami akan menerima laporan secara resmi dari camat setempat pada Senin (hari ini,
Red). Kami akan segera lakukan langkah-langkah berupa penanganan,” pungkas
Syaiful. (radar)
http://www.sumenep.in/gempa-landa-kepulauan.html
Kapal warga Sapeken diduga tenggelam ternyata terdampar
Selasa, 31 Januari 2012 09:42 WIB | 1152 Views
Mereka sebenarnya sudah hampir tiba di Pulau Sapeken dan tidak bisa melanjutkan perjalanan, karena kehabisan bahan bakar minyak,"
Sumenep (ANTARA News) - Kapal milik warga Pulau Sapeken, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, yang diduga tenggelam setelah berlayar dari Singaraja, Bali, pada Rabu (25/1), ternyata terdampar.
"Kami baru saja dihubungi oleh kerabat kami melalui telepon genggam yang memberitahukan posisi kapal itu berada di perairan sebelah utara Pulau Pagerungan Besar, Sapeken. Mereka sebenarnya sudah hampir tiba di Pulau Sapeken dan tidak bisa melanjutkan perjalanan, karena kehabisan bahan bakar minyak," kata anggota DPRD Sumenep asal Sapeken, Nur Asyur melalui telepon, Selasa.
Nakhoda kapal tersebut, Suwarso, melakukan komunikasi terakhir melalui telepon genggam dengan pemilik kapal, Bahrut Taman, pada Selasa (24/1) malam, untuk memberitahukan posisinya masih berada di Singaraja, dan akan berlayar ke Sapeken pada Rabu (25/1) dini hari.
Dugaan kapal tersebut tenggelam, karena hingga Jumat (27/1) belum tiba di Sapeken.
Padahal, dalam kondisi cuaca normal, perjalanan laut dari Singaraja ke Sapeken membutuhkan waktu antara tujuh dan sembilan jam.
(KR-DYT)
"Kami baru saja dihubungi oleh kerabat kami melalui telepon genggam yang memberitahukan posisi kapal itu berada di perairan sebelah utara Pulau Pagerungan Besar, Sapeken. Mereka sebenarnya sudah hampir tiba di Pulau Sapeken dan tidak bisa melanjutkan perjalanan, karena kehabisan bahan bakar minyak," kata anggota DPRD Sumenep asal Sapeken, Nur Asyur melalui telepon, Selasa.
Nakhoda kapal tersebut, Suwarso, melakukan komunikasi terakhir melalui telepon genggam dengan pemilik kapal, Bahrut Taman, pada Selasa (24/1) malam, untuk memberitahukan posisinya masih berada di Singaraja, dan akan berlayar ke Sapeken pada Rabu (25/1) dini hari.
Dugaan kapal tersebut tenggelam, karena hingga Jumat (27/1) belum tiba di Sapeken.
Padahal, dalam kondisi cuaca normal, perjalanan laut dari Singaraja ke Sapeken membutuhkan waktu antara tujuh dan sembilan jam.
(KR-DYT)
Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2012
http://www.antaranews.com/berita/295240/kapal-warga-sapeken-diduga-tenggelam-ternyata-terdampar
-->
Manajemen SIM Hentikan Operasional Kapal ke Sapeken
Thursday, 05 January 2012 20:44 Media Online Bhirawa
Sumenep, Bhirawa
Selamat Jalan Kapal Cepat |
Manajemen PT Sakti Inti Makmur (SIM) menghentikan operasional kapalnya ke Pulau Sapeken, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, sejak Januari 2012 karena dinilai tidak menguntungkan.
Kepala PT Sakti Inti Makmur (SIM) Cabang Kalianget, Wijiyanto, Kamis, menjelaskan, sejak April 2011, pihaknya mengoperasikan kapal cepat Express Bahari 3C untuk melayani lintasan Kalianget-Kangean-Sapeken.
"Salah satu alasan kami beroperasi hingga Sapeken karena ada permintaan dari Bupati Sumenep. Namun, setelah dievaluasi ternyata pengoperasian kapal kami hingga Sapeken itu tidak menguntungkan bagi kami. Terhitung mulai Januari 2012, kami hanya akan melayani lintasan Kalianget-Kangean alias tidak sampai ke Sapeken," ujarnya di Sumenep.
Ia mengatakan, secara kelembagaan, pihaknya telah melayangkan surat pemberitahuan kepada Pemkab Sumenep tentang penghentian pengoperasian Kapal Express Bahari 3C ke Sapeken per Januari 2012.
Kepala PT Sakti Inti Makmur (SIM) Cabang Kalianget, Wijiyanto, Kamis, menjelaskan, sejak April 2011, pihaknya mengoperasikan kapal cepat Express Bahari 3C untuk melayani lintasan Kalianget-Kangean-Sapeken.
"Salah satu alasan kami beroperasi hingga Sapeken karena ada permintaan dari Bupati Sumenep. Namun, setelah dievaluasi ternyata pengoperasian kapal kami hingga Sapeken itu tidak menguntungkan bagi kami. Terhitung mulai Januari 2012, kami hanya akan melayani lintasan Kalianget-Kangean alias tidak sampai ke Sapeken," ujarnya di Sumenep.
Ia mengatakan, secara kelembagaan, pihaknya telah melayangkan surat pemberitahuan kepada Pemkab Sumenep tentang penghentian pengoperasian Kapal Express Bahari 3C ke Sapeken per Januari 2012.
"Sejak April hingga Desember 2011 memang dilakukan evaluasi tentang untung atau tidaknya kapal kami ketika melayani hingga Sapeken. Hasilnya, biaya operasional hingga Sapeken ternyata tidak sepadan dengan pemasukan atau pendapatan," ucapnya.
Kondisi itu, kata dia, membuat manajemen PT SIM memutuskan untuk tidak mengoperasikan lagi kapalnya hingga Sapeken.
"Dulu, kami memang sudah menyampaikan kepada pemerintah daerah bahwa pengoperasian kapal kami hingga Sapeken akan dievaluasi dan kalau menguntungkan akan dilanjutkan. Namun, fakta di lapangan ternyata pengoperasian kapal kami ke Sapeken itu tidak menguntungkan," paparnya.
Wijiyanto menjelaskan, pengoperasian kapalnya ke Sapeken untuk terakhir kalinya pada 26 Desember 2011.
Sejak 2009, PT SIM menjadi salah satu operator di lintasan Kalianget-Kangean dengan jadwal pelayaran sebanyak tiga kali dalam sepekan, yakni Senin, Kamis, dan Sabtu.
Kemudian sejak April 2010, kapal milik PT SIM melayani hingga Sapeken atas permintaan Bupati Sumenep. [@.HBO]
Kondisi itu, kata dia, membuat manajemen PT SIM memutuskan untuk tidak mengoperasikan lagi kapalnya hingga Sapeken.
"Dulu, kami memang sudah menyampaikan kepada pemerintah daerah bahwa pengoperasian kapal kami hingga Sapeken akan dievaluasi dan kalau menguntungkan akan dilanjutkan. Namun, fakta di lapangan ternyata pengoperasian kapal kami ke Sapeken itu tidak menguntungkan," paparnya.
Wijiyanto menjelaskan, pengoperasian kapalnya ke Sapeken untuk terakhir kalinya pada 26 Desember 2011.
Sejak 2009, PT SIM menjadi salah satu operator di lintasan Kalianget-Kangean dengan jadwal pelayaran sebanyak tiga kali dalam sepekan, yakni Senin, Kamis, dan Sabtu.
Kemudian sejak April 2010, kapal milik PT SIM melayani hingga Sapeken atas permintaan Bupati Sumenep. [@.HBO]
Kapal Cepat setelah bertolak dari dermaga Sapeken |
Kapal cepat berputar menuju Kangean |
Sekali lagi selamat jalan |
Rabu, 26 Oktober 2011 11:43:31 WIB
Reporter : Temmy P.
Reporter : Temmy P.
Sumenep (beritajatim.com) - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Kepulauan Sumenep, Rabu (26/10/11), berunjuk rasa di depan gedung DPRD Sumenep, menggugat raibnya raskin 500 ton jatah Kecamatan Sapeken.
Dalam aksinya, mahasiswa berorasi sambil membentangkan karton-karton putih berisi protes tentang raskin. "Raskin jangan jadikan tempat memperkaya diri", "Tindak tegas mafia raskin, jangan biarkan masyarakat kelaparan", "Segera berantas mafia raskin kepulauan", "Jangan engkau rampas hak rakyat kecil".
Korlap aksi, Suhardi, menjelaskan, mahasiswa Kepulauan menduga kuat sudah terjadi penggelapan raskin oleh oknum tim raskin Kecamatan Sapeken, Kepala Desa, serta instansi terkait.
"Dari hasil kroscek lapangan ke sembilan desa mulai bulan Januari, hampir semua penerima raskin hanya menerima empat hingga lima bulan. Jadi yang hilang ini jatah raskin tiga sampai empat bulan," katanya.
Karena itu, ia menuntut agar jatah raskin yang hilang itu segera dikembalikan pada rakyat. "Kami beri waktu 15 hari untuk mengganti raskin-raskin yang hilang itu. Kalau tidak, maka Bupati harus mundur dari jabatannya!" tandas Suhardi.
Ia juga meminta agar oknum bagian Perekonomian yang terbukti memalsukan data dan membuat laporan palsu, harus ditindak tegas. "Kami juga menuntut agar Kepala Desa yang terbukti terlibat sindikat raskin, diberhentikan!" tuntutnya.
Usai berorasi, tiga perwakilan mahasiswa menemui Komisi A DPRD Sumenep, untuk menyampaikan point-point tuntutan.
Wakil Ketua Komisi A DPRD Sumenep, Moh. Ali yang menemui mahasiswa, mengaku siap menanggapi serius tuntutan mahasiswa. "Kami juga kroscek ke bawah, untuk mengetahui persis kondisi di masyarakat. Dan pengakuan masyarakat memang mereka hanya menerima raskin empat bulan," ujarnya.
Karena itu menurut Ali, pihaknya segera memanggil kembali para Kepala Desa di Kecamatan Sapeken. "Hasil kesepakatan saat pertemuan di Komisi A, kami memberi waktu maksimal satu bulan untuk menyelesaikan kasus raskin tersebut," terangnya.
Sebelumnya, sejumlah warga Kecamatan Sapeken mengeluhkan tidak sampainya raskin ke penerima manfaat selama tiga bulan terakhir, sebanyak 500 ton. Sementara ketika di cek di Dolog, jatah raskin Sapeken sudah tertebus dan keluar dari gudang Dolog. [tem/ted]
Dalam aksinya, mahasiswa berorasi sambil membentangkan karton-karton putih berisi protes tentang raskin. "Raskin jangan jadikan tempat memperkaya diri", "Tindak tegas mafia raskin, jangan biarkan masyarakat kelaparan", "Segera berantas mafia raskin kepulauan", "Jangan engkau rampas hak rakyat kecil".
Korlap aksi, Suhardi, menjelaskan, mahasiswa Kepulauan menduga kuat sudah terjadi penggelapan raskin oleh oknum tim raskin Kecamatan Sapeken, Kepala Desa, serta instansi terkait.
"Dari hasil kroscek lapangan ke sembilan desa mulai bulan Januari, hampir semua penerima raskin hanya menerima empat hingga lima bulan. Jadi yang hilang ini jatah raskin tiga sampai empat bulan," katanya.
Karena itu, ia menuntut agar jatah raskin yang hilang itu segera dikembalikan pada rakyat. "Kami beri waktu 15 hari untuk mengganti raskin-raskin yang hilang itu. Kalau tidak, maka Bupati harus mundur dari jabatannya!" tandas Suhardi.
Ia juga meminta agar oknum bagian Perekonomian yang terbukti memalsukan data dan membuat laporan palsu, harus ditindak tegas. "Kami juga menuntut agar Kepala Desa yang terbukti terlibat sindikat raskin, diberhentikan!" tuntutnya.
Usai berorasi, tiga perwakilan mahasiswa menemui Komisi A DPRD Sumenep, untuk menyampaikan point-point tuntutan.
Wakil Ketua Komisi A DPRD Sumenep, Moh. Ali yang menemui mahasiswa, mengaku siap menanggapi serius tuntutan mahasiswa. "Kami juga kroscek ke bawah, untuk mengetahui persis kondisi di masyarakat. Dan pengakuan masyarakat memang mereka hanya menerima raskin empat bulan," ujarnya.
Karena itu menurut Ali, pihaknya segera memanggil kembali para Kepala Desa di Kecamatan Sapeken. "Hasil kesepakatan saat pertemuan di Komisi A, kami memberi waktu maksimal satu bulan untuk menyelesaikan kasus raskin tersebut," terangnya.
Sebelumnya, sejumlah warga Kecamatan Sapeken mengeluhkan tidak sampainya raskin ke penerima manfaat selama tiga bulan terakhir, sebanyak 500 ton. Sementara ketika di cek di Dolog, jatah raskin Sapeken sudah tertebus dan keluar dari gudang Dolog. [tem/ted]
http://www.beritajatim.com/detailnews.php/6/Politik_&_Pemerintahan/2011-10-26/115856/Mahasiswa_Kepulauan_Tuntut_Raskin_Sapeken_Dikembalikan
Warga Kepulauan Sapeken Demo Tuntut Pengusutan Raskin
26 Okt 2011 11:02:55| Peristiwa | Dibaca 100 kali | Penulis : Slamet Hidayat
Sumenep - Sekitar 20 warga Kepulauan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Rabu, berdemonstrasi di depan kantor DPRD setempat menuntut pengusutan dugaan penyimpangan distribusi beras bagi warga miskin di wilayah tersebut.
"Jangan biarkan realisasi program beras bagi warga miskin (raskin) di wilayah Kepulauan Sapeken menjadi bancakan oknum pejabat, mulai tingkat desa, kecamatan, hingga kabupaten," kata koordinator aksi, Suhardi.
Ia menjelaskan, distribusi raskin di Sapeken patut diduga bermasalah, karena terhitung akhir September lalu seharusnya penerima manfaat raskin menerima beras tersebut sebanyak sembilan kali atau bulan.
"Namun, fakta di lapangan sesuai hasil pengecekan yang kami lakukan, warga di sembilan desa di Sapeken belum menerima raskin hingga sembilan kali. Warga di Kepulauan Sapeken baru menerima raskin sebanyak empat hingga lima kali," ujarnya.
Puluhan warga tersebut, juga meminta anggota DPRD Sumenep serius untuk mengusut tuntas dugaan penyimpangan distribusi raskin di Sapeken.
"Kalau tidak sanggup menuntaskan dugaan penyimpangan distribusi raskin di Sapeken, sebaiknya anggota DPRD mundur saja," kata orator aksi, Saifuddin.
Dalam aksinya, puluhan warga Kepulauan Sapeken itu membawa sejumlah poster, di antaranya bertuliskan: "Seret dan adili mafia raskin di Kepulauan Sapeken", "Jangan biarkan mafia raskin gentayangan di Sumenep", dan "Raskin jangan dijadikan alat untuk memperkaya diri".
Sebanyak tiga pendemo diperkenankan masuk ke kantor DPRD Sumenep dan diterima anggota Komisi A DPRD.
Beberapa waktu lalu, anggota Komisi A DPRD Sumenep menengarai distribusi raskin di Kepulauan Sapeken bermasalah, yakni sekitar 500 ton raskin diduga tidak diterima oleh penerima manfaat di wilayah tersebut.(*)
"Jangan biarkan realisasi program beras bagi warga miskin (raskin) di wilayah Kepulauan Sapeken menjadi bancakan oknum pejabat, mulai tingkat desa, kecamatan, hingga kabupaten," kata koordinator aksi, Suhardi.
Ia menjelaskan, distribusi raskin di Sapeken patut diduga bermasalah, karena terhitung akhir September lalu seharusnya penerima manfaat raskin menerima beras tersebut sebanyak sembilan kali atau bulan.
"Namun, fakta di lapangan sesuai hasil pengecekan yang kami lakukan, warga di sembilan desa di Sapeken belum menerima raskin hingga sembilan kali. Warga di Kepulauan Sapeken baru menerima raskin sebanyak empat hingga lima kali," ujarnya.
Puluhan warga tersebut, juga meminta anggota DPRD Sumenep serius untuk mengusut tuntas dugaan penyimpangan distribusi raskin di Sapeken.
"Kalau tidak sanggup menuntaskan dugaan penyimpangan distribusi raskin di Sapeken, sebaiknya anggota DPRD mundur saja," kata orator aksi, Saifuddin.
Dalam aksinya, puluhan warga Kepulauan Sapeken itu membawa sejumlah poster, di antaranya bertuliskan: "Seret dan adili mafia raskin di Kepulauan Sapeken", "Jangan biarkan mafia raskin gentayangan di Sumenep", dan "Raskin jangan dijadikan alat untuk memperkaya diri".
Sebanyak tiga pendemo diperkenankan masuk ke kantor DPRD Sumenep dan diterima anggota Komisi A DPRD.
Beberapa waktu lalu, anggota Komisi A DPRD Sumenep menengarai distribusi raskin di Kepulauan Sapeken bermasalah, yakni sekitar 500 ton raskin diduga tidak diterima oleh penerima manfaat di wilayah tersebut.(*)
Seputar Sapeken
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kecamatan Sapeken
| |
Peta lokasi Kecamatan Sapeken | |
Drs Hainor Rasyid (th 2009)
| |
Luas
|
201,88 km²
|
Jumlah penduduk
|
37.765 Jiwa (th 2003)
|
- Kepadatan
|
- jiwa/km²
|
Desa/kelurahan
|
9 Desa
|
Sapeken adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Daerah ini terletak di bagian paling ujung timur pulau Madura (tidak menjadi satu kesatuan dengan Pulau Madura). Uniknya, penduduk di Kepulauan Sapeken ini berbahasa Sulawesi (bahasanya: bahasa Same, bahasa Mandar dan sebagian kecil berbahasa bugis)bukan berbahasa Madura karena dalam sejarahnya orang Sulawesilah yang menemukan kepulauan ini. Begitu juga dengan kultur budaya sangat berbeda dengan budaya Madura, rata-rata suku yang ada di kepulauan Sapeken ( kecamatan Sapeken) Suku Bajoe, suku Mandar dan suku bugis.Kepulauan Sapeken ini terletak di sebelah utara Bali. Disampaikan oleh : Puang Wardah, Ikatan Keluarga Kepulauan Sapeken (IK2S) Jakarta .
Geografi dan Demografi
Kecamatan Sepeken mempuanyai luas total wilayah 201,88 Km 2 (9,64 % dari luas Kabupaten Sumenep). Jumlah Desa di Kecamatan Sepeken sebanyak 9 desa antara lain. Selain itu terdapat juga beberapa pulau yang masih masuk wilayah administrasi Kecamatan Sepeken. Jumlah pulau terdiri dari 53 terdiri dari 21 pulau berpenghuni, 32 pulau tidak berpenghuni.
Kecamatan Sepeken berbatasan dengan laut dan kecamatan lain. Pada sisi sebelah utara dibatasi oleh Laut Kalimantan, sebelah selatan dibatasi Laut Bali, sebelah timur dibatasi oleh Laut Sulawesi, sebelah barat dibatasi oleh Laut Jawa.
Jumlah penduduk Kecamatan Sepeken secara keseluruhan berjumlah 37.765 jiwa (Bappeda Kab. Sumenep, 2003). Komposisi penduduk Kecamatan Sepeken terdiri dari laki-laki sebanyak 18.677 jiwa (49,46 %) dan perempuan 19.088 jiwa (50,54 %). Rasio jenis kelamin sebesar 97,85 % dengan kepadatan penduduk sebanyak 187,06 jiwa/Km 2.
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang tersedia di Kecamatan Sapeken meliputi perhubungan, penerangan listrik, komunikasi, air bersih, perdagangan, pendidikan, kesehatan, sarana ibadah, kantor pemerintah, dan lembaga keuangan.
Sarana dan prasarana perhubungan berupa jalan, darmaga, dan sarana angkutan. Panjang jalan darat secara keseluruhan sepanjang 39,341 Km dengan kondisi jalan rusak 9,53 %. Sarana angkutan darat bermotor terdiri dari truck, pick up, sepeda motor dan tidak bermotor terdiri dari becak dan sepeda. Sarana lain yang terdapat di Kecamatan Sapeken adalah dermaga/pelabuhan terdapat di pulau Sapeken, Pegerungan kecil dan Pagerungan besar, Sabuntan, Paliat, Sasiil, sepanjang dan Sakala. Selain itu juga terdapat airport (bandara) yang terdapat di Pulau Saur Desa Sapeken.
Penerangan listrik di Kecamatan Sapeken sebagian besar sudah menggunakan PLN. Jumlah RT yang memakai PLN sebanyak 1.029 RT terdapat di sebagian besar desa dan non PLN sebanyak 309 RT terdapat di Desa Pagerungan kecil dan besar. Sarana komunikasi juga tersedia cukup lengkap antara lain kantor pos 1 unit, wartel 18 unit, telkom 1 untit, telpon rumah tangga 278 RT dan telpon umum sebanyak 18 RT.
Sarana air bersih di Kecamatan Sapeken sangat mengandalkan air sumur. Seluruh desa sebanyak 9 RT memanfaatkan air sumur sebagai sumber air bersih. Untuk aktivitas perdagangan Kecamatan Sapeken dilengkapi dengan pasar desa. Sedangkan untuk pengembangan sumberdaya manusia, Kecamatan Sepeken dilengkapi dengan sarana pendidikan yang cukup lengkap. Hal itu tercermin dari ketersediaan sarana pendidikan yang cukup merata pada semua level pendidikan. Jumlah TK sebanyak 19 unit, SD sebanyak 32 unit, MI sebanyak 30 unit, SMP sebanyak 3 unit, MTs sebanyak 3 unit, SMA 1 unit dan MA sebanyak 1 unit serta Perguruan Tinggi 2 unit.
Sarana kesehatan di Kecamatan Sapeken terdiri dari Puskesmas, Puskesmas pembantu dan BKIA/Polindes. Puskesmas berjumlah 1 unit terdapat di Desa Sepeken. Sedangkan puskesmas pembantu berjumah 5 unit menyebar di beberapa desa. Sedangkan Polindes sebanyak 6 unit terdapat di sebagian besar desa.
Seluruh masyarakat di Kecamatan Sapeken memeluk agama Islam. Sarana ibadah meliputi masjid sebanyak 31 unit, surau/musholla sebanyak 96 unit. Untuk tata administrasi pemerintahan di kecamatan Sapeken sarana kantor desa baru sebagian kecil ada. Sedangkan sebagai penggerak ekonomi dan keuangan di Kecamatan Sepeken juga sudah teredia lembaga keuangan yaitu koperasi simpan pinjam sebanyak 3 unit.
Perekonomian
Sektor penggerak perekonomian Kecamatan Sapeken meliputi bidang pertanian tanamangan pangan, kehutanan dan perkebunan, peternakan, perikanan, industri, energi dan pertambangan serta wisata.
Produk-produk pertanian tanaman pangan meliputi padi, jagung dan ubi kayu. Produksi pertanian tanaman pangan masih didominasi oleh jagung, ketela pohon, kacang hijau, kacang tanah dan padi. Bidang kehutanan dan perkebunan terdiri dari kelapa, mente, mangga, pinang, pepaya dan pohon jati. Produk kehutanan dan perkebunan didominasi oleh kelapa. Bidang peternakan terdiri dari sapi, kuda, kambing, ayam dan itik/bebek. Bidang peternakan didominasi oleh sapi. Sedangkan bidang lainnya meliputi bidang industri (industri kecil makanan/minuman, Meubel, kimia dan minyak bumi dan industri kecil tas). Bidang lain yang tidak kalah pentingnya adalah bidang energi dan pertambangan terdiri dari tambang gas dan minyak bumi/gas alam. Selain itu bidang yang potensial berkontribusi terhadap perekonomian adlaah bidang pariwisata yaitu berupa wisata budaya, alam dan konservasi.
Khusus untuk bidang perikanan ,
Potensi yang dimiliki Kecamatan Sapeken meliputi penangkapan ikan di laut, budidaya, perdagangan dan pengolahan. Hasil penangkapan ikan di laut antara lain ikan karang, ikan hias, layang, kepiting, dan kerang. Usaha penangkapan ikan didukung oleh armada tangkap berupa perahu bermotor 2.399 unit yang terdapat di seluruh desa dan tidak bermotor 1.214 unit .
Selain perikanan tangkap, bidang perikanan lainnya yang cukup berkembang yaitu budidaya perikanan dan pengolahan hasil perikanan. Jenis budidaya perikanan yang terdapat di Kecamatan Sapeken adalah budidaya laut meliputi budidaya rumput laut (Pulau Sapeken), budidaya ikan karang (P. Sapeken, P. Sibatok, P. Saular dan P. Sadulang kecil), budidaya layang (P. Sapeken) dan budidaya mutiara (P. Sepangkur besar dan kecil, P. Sabuntan dan P. Paliat). Budidaya laut lainnya yang banyak terdapat di Kecamatan Sapeken adalah Budidaya penyu, budidaya kepiting (P. Sepangkur dan P. Sasil), budidaya mangrove (P. Bangkau) dan Budidaya terumbu karang (P. Saor).
Sumberdaya pesisir dan lautan lain yang dimiliki oleh Kecamatan Sapeken adalah potensi wisata bahari. Taman laut yang terdapat di Pulau Saur (desa Sapeken) merupakan lokasi yang biasa digunakan untuk olahraga wind surving dan sky air. Selain itu juga terdapat pantai pasir putih yang indah dikelilingi terumbu karang yang terdapat di P. Saur (desa Sapeken).
http://dkp.sumenep.go.id/?m=3&tampil=info_kec&kec=23