Buletin Al-Jazeera, edisi 3/th.2/2010
عَنْ بِلاَلٍ بن رباح ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ ، فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ ، وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللهِ ، وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ ، وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ ، وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الْجَسَدِ.
(حم ت ك هق) عن بلال (ت ك هق) عن أبي أمامة (ابن عساكر) عن أبي الدرداء (طب) عن سلمان (ابن السني) عن جابر. تحقيق الألباني (صحيح ) انظر حديث رقم : 4079 في صحيح الجامع
Dari Bilal bin Rabah RA, Rasulullah s.a.w bersabda: "Sholat malamlah, sebab sholat malam itu da'bus-shalihin sebelum kalian. Sholat malam itu mendekatkan diri kepada Allah, mencegah dari dosa, menghapuskan kesalahan dan dapat menghilangkan penyakit dari badan." (Hadits Hasan, HR. [Imam Ahmad, Turmudzi, Malik, Baihaqi dari Bilal]; [Imam Turmudzi, Malik dan Baihaqi dari Abu Umamah]; [Imam Ibnu Asakir dari Abu Darda']; [Imam Ibnu Sunni dari Jabir]. Shahihul Jami' Syeikh Albani no.:4079
DIMULAI DARI BANGUN TIDUR.
Aktivitas pertama seorang Muslim adalah bangun tidur. Bangun dengan ucapan do‘a sebagai tanda syukur dikembalikannya nyawa atau ruh kita oleh Allah Jalla Jalaluh. Dan inilah ucapan syukur pertama, yang keluar dengan tulus-ikhlas dari lisan manusia. Tidur sendiri adalah mati kecil, abang-adik dengan maut; an-naumu akhul-maut.
Para Mufassir mengatakan dalam tafsirnya terhadap Az Zumar: 42 dan Al An'am:60-61; "manusia mengalami dua jenis mati (al-wafatain); wafat shughra, mati kecil yaitu tidur, dan wafat kubra yakni al maut." Imam Al Munawi (952-1031 H), dari a'lamus-syafi'iyah pemilik kitab Faidul Qadir, Juz 5:91 membahasakan tidur dengan kalimat, an naumu mawtun khafif wal mawtu nawmun tsaqil, tidur adalah mati ringan sedang mati adalah tidur berat/panjang.
Ketika bangun tidur itu; disunnahkan membaca 10 ayat akhir surat Ali Imran atau 2 ayat dalam surah Ali Imran: 190-191 saja atau cukup dengan membaca subhanallah saja sambil mengusap wajah. Lalu bacalah do'a setelah bangun tidur atau terjaga dari tidur, sebab ketika bangun tidur termasuk tempat do‘a dikabulkan. Do'a bangun tidur ini-tutur Imam Al Munawi- menunjukkan bahwa amal pertama orang mu'min adalah ibadah, sebab doa itu sendiri adalah ibadah, di mana ucapan syukur (al-hamdulillah) menempati urutan teratas dalam 'ubudiyah. Syukran linayli haadzihi'n-ni'mah al-'adzimah wa zawaali fatratul-mamat fin-naumi; bersyukur atas kembalinya kehidupan dan berlalunya jeda waktu mati ketika tidur.
TIDUR TERGANGGU.
Jika engkau terjaga dari tidurmu, berwudhu' dan shalatlah dua rakaat, lanjutkan dengan zikir sejenak dan teruskanlah kembali tidurmu. Sholat 2 rakaat ini sangat utama dilakukan oleh pasangan suami-isteri. Allahu Ta'ala memuji suami-isteri tersebut dan mencatatnya sebagai ahli dzikir, Shahih Abu Dawud no.:1182. Imam Nasa'i dalam As Sunan Al Kubra (Juz 1:413 no.:1310, 11406) mencatat hadits ini dengan judul bab: "Ganjaran bagi yang bangun dan membangunkan isterinya, kemudian keduanya shalat."
Shalat ini dekat dengan rahmat Allah s.w.t yang ditebar malam itu oleh para malaikat, wan-nâsyirâti nasyrâ (al-Mursalat:3). Imam Al Munawi (952-1031 H) mengatakan: "shalat sunnah bangun tidur ini hukumnya mustahabbah, sangat disukai, khususnya bagi suami isteri.. Imam Nawawi (w.676 H) dalam Riyadhus Shalihin meletakkan hadits ini dalam Bab Qiamul Lail no.hadits: 1183-1184.
Abu Sa'id Al Khudri dan Abu Hurairah radhiya'l-lahu 'anhuma meriwayatkan: "Jika di tengah malam seorang di antara kalian, terbangun dari tidurnya, di mana isterinya juga terbangun, maka ajaklah ia shalat 2 rakaat, niscaya kalian berdua dicatat sebagai laki-laki atau perempuan yang suka berzikir kepada Allah." Shahih Abu Dawud no.:1160, 1287-1288, 1308
MASUK KAMAR MANDI.
Kebiasaan orang setelah bangun tidur adalah buang hajat. Di sini seorang muslim diperintah oleh Nabi untuk mengucapkan ta'awwudz, yaitu do‘a perlindungan ketika masuk/keluar kamar mandi/WC. Ibrahim bin Ad'ham Al-Balkhi (w.172 H, dikuburkan di tepi pantai) seorang zahid, a'lamul-ahkam, seorang pangeran, sahabat Imam Sufyan At-Tsauri mengatakan, kita perlu membaca doa perlindungan karena toilet itu rumah syetan. 'Abdullah bin Ja'far bin Abu Thalib RA melaporkan; Nabi s.a.w terkadang memindahkan cincin khatm nubuwahnya itu ke jari-tangan sebelah kanan, dikemudian hari Nabi s.a. tidak pernah pakai cincin lagi sampai beliau wafat. (Kitab Aunul-Ma'bud Imam Al-'Aini, Juz 1:23).
Intinya adalah do'a perlindungan, boleh lengkap atau sekurang-kurangnya membaca; "Allahumma inni a'udzu bika," atau a'udzu billah. Atau dengan "Bismillahi, Allahumma inni a'udzu bika minal khubutsi wal khaba'its,"
Berkata Imam Ibnu Hajar Al Asqalani (773-852 H): Nabi s.a.w membaca do'a perlindungan ini dalam rangka idzhâran lil-'ubûdiyah, untuk menampakkan amalan ibadahnya dan beliau sengaja mengeraskan bacaannya untuk tujuan ta'lim supaya orang lain mencontohnya. Atau untuk mengusir kesedihan (al khaza'in) dan fitnah-fitnah (al fitan) yang mungkin terjadi setelah bangun tidur atau ketika buang hajat.
Ketika di kamar mandi habis bangun tidur itu, dianjurkan untuk membasuh tangan, kumur-kumur dan istintsar yaitu menghirup air ke hidung, tiga kali. Tujuannya adalah untuk mensucikan hidung yang dijadikan oleh syetan sebagai tempat inap (fa'inna's-syaithâna yabîtu 'alâ khaysyûmihi), selain untuk membersihkan tangan; karena ia tidak tahu di mana tangannya menginap semalaman. Khaysyum termasuk sarang penyakit, maka dengan kumur-kumur syetan yang berperan menebar virus bisa keluar dari haisyum (pangkal hidung) seseorang. Imam Ibnu Hajar mengatakan: anjuran istintsar berlaku untuk semua orang yang baru bangun tidur. Sedang makna "Syetan Mabit" di pangkal hidung adalah makna hakiki, dan Allah s.w.t Maha Tahu tentang semua ini, di mana kita cukup meyakini dan mengimaninya dengan sepenuh hati. Imam Bukhari sendiri menamai hadits ini dengan bab: "Sifat Iblis dan tentara-tentaranya." Berkata Imam Ibnu Hajar: "syetan bermaksud menguasai hati manusia dengan senjata was-wasnya, karena manusia berada dalam kondisi lemah ketika tidur." (Imam Ibnu Hajar Al Asqalani, Juz 6:343; Shahih Bukhari no.:3121)
BERSIWAK.
Dianjurkan bersiwak khususnya sebelum berwudhu' atau selesai makan, mau atau bangun tidur, baca Al Qur'an, shalat malam, bepergian atau ketika aroma mulut tidak sedap dan sebagainya. Siwak dapat membersihkan mulut dan mendatangkan ridha Allah. Siwak adalah bagian dari keistimewaan yang Allah berikan kepada ummat Nabi Muhammad s.a.w. Amir bin Rabi'ah RA meriwayatkan: "aku melihat Rasulullah bersiwak, padahal beliau lagi puasa." Shahih Bukhari,2:682
SHOLAT SYURUQ.
Melaksanakan shalat Syuruq atau Isyraq sebanyak 2 rakaat sesaat setelah matahari terbit. Tentang shalat ini Rasulullah s.a.w bersabda:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
Anas bin Malik ra, Nabi s.a.w bersabda: “Siapa yang shalat Shubuh berjama’ah,kemudian duduk berzikir sampai terbit matahari, lalu shalat sunnah 2 rakaat. Maka baginya pahala setara orang haji & umrah. Nabi tegaskan: umrah yang sempurna, sempurna, sempurna."Hadits hasan Shahih Sunan At Tirmidzi no.481; Shahih Kitab Al Adzkar, Juz 1:213 oleh Syeikh Salim Al Hilali. Imam Al Iraqi menshahihkan hadits ini dalam kitab Takhrijul Ihya', Juz 1:301
SHOLAT DHUHA.
Shalat Dhuha setelah terbit matahari atau sepenggalan matahari naik setinggi tombak atau panasnya tanah di waktu pagi sudah menyengat kaki anak onta. Shalat Dhuha adalah shalatnya para awwabin sebagai sedekah anggota badan terhadap 360 persendian. Ummu Hani radhiyallahu'anha meriwayatkan, Nabi pernah melakukannya 4 rakaat sampai 8 rakaat ketika Futuh Mekkah, Ramadhan 8 H. Imam Muslim membuat bab: "shalat dhuha paling sedikit 2 rakaat, pertengahannya 4 atau 6 rakaat, kelengkapannya 8 rakaat." Shalat Dhuha termasuk wasiat Nabi s.a.w yang beliau pesankan kepada Abu Hurairah.
عَنْ نُعَيْمِ بْنِ هَمَّارٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تُعْجِزْنِي مِنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ فِي أَوَّلِ نَهَارِكَ أَكْفِكَ آخِرَهُ
Dari Nu'aim bin Hammar Al Ghathafani radhiyallahu'anh, aku mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: "Allah 'azza wajalla berfirman, wahai anak Adam janganlah kalian remehkan shalat 4 rakaat ketika memasuki awal siangmu, karena ia dapat mencukupi hajat akhiratmu." Shahih Abu Dawud, 2:27 nomor hadits:1289.
DO'A PAGI-PETANG.
Do'a pagi-petang termasuk amalan para Nabi dan Rasul terdahulu, bahkan asal waktu shalat adalah pagi dan petang. Pagi-petang adalah waktu sujudnya semua makhluk, di antaranya ada 9 komunitas; langit, bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon, binatang, dan manusia (Al Hajj:18). Nabi Ibrahim ‘alayhissalam dijadikan kekasih Allah (khalilullah) dengan sifatnya yang menepati janji (waffa) antara lain karena do’a pagi-sorenya. Do'a pagi sore adalah lapis badan. Nabi Zakaria rajin mendawamkannya (Ali Imran:41). Imam Muhammad bin Ka'ab Al Qurdzi (w.108 H) Imam Madinah yang 'alim dan tsiqah di masanya, melalui jalur Ibnu Jarir dari Ibn Mundzir, Ibnu Abi Hatim, Abu Nu'eim beliau mengatakan:
لَوْ رخصَ ِلأَحَدٍ فِى تَرْكِ الذِّكْرِ لرخص لزكريا بقوله: أَلاَ تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ إِلاَّ رَمْزًا (يعني بالإشارة) ولرخص للرجل يكون فى الحرب بقوله: يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ﴿الأنفال:45﴾
"Andaikan Allah beri keringanan bagi seseorang untuk meninggalkan dzikir, niscaya Allah sudah beri keringanan pada Nabi Zakaria, ketika Dia berfirman: "Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat." ('Ali Imran:41). Dan andaikan Allah beri keringanan seseorang untuk tinggalkan dzikir, maka sudah IA ringankan untuk orang yang pergi perang (tapi kenyataannya tidak), sebab Allah berfirman: "wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kalian dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kalian beruntung." (Al-Anfal:45)
Rangkaian do'a-do‘a di pagi hari atau sore hari banyak sekali, bacaan yang ringkas dan pendek misalnya baca tahlil; la'ilaha illallah 100 x atau baca tasbih; subhanallah 3 x atau 100 x. atau dengan membaca surah Al-Ikhlash, Al-Falaq dan An-Nas. Dzikir pagi-sore dapat mencukupkan hajat/kebutuhan, dan itu semua berkat kesungguhan dan keseriusan kita membiasakan amalan da'bus-sholihin hari-demi hari, demikian Imam At-Thiybi (w.743 H) rahimahullahu ta'ala. Mari mencobanya.
Abu Ruwaisha Aufaa Khumeishie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar