Buletin Al-Jazeera, edisi 09/th.2/2010
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: شَهِدْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلاَةَ يَوْمَ الْعِيدِ فَبَدَأَ بِالصَّلاَةِ قَبْلَ الْخُطْبَةِ بِغَيْرِ أَذَانٍ وَلاَ إِقَامَةٍ ثُمَّ قَامَ مُتَوَكِّئًا عَلَى بِلاَلٍ فَأَمَرَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَحَثَّ عَلَى طَاعَتِهِ وَوَعَظَ النَّاسَ وَذَكَّرَهُمْ ثُمَّ مَضَى حَتَّى أَتَى النِّسَاءَ فَوَعَظَهُنَّ وَذَكَّرَهُنَّ فَقَالَ تَصَدَّقْنَ فَإِنَّ أَكْثَرَكُنَّ حَطَبُ جَهَنَّمَ فَقَامَتْ امْرَأَةٌ مِنْ سِطَةِ النِّسَاءِ سَفْعَاءُ الْخَدَّيْنِ فَقَالَتْ لِمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لأنَّكُنَّ تُكْثِرْنَ الشَّكَاةَ وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ قَالَ فَجَعَلْنَ يَتَصَدَّقْنَ مِنْ حُلِيِّهِنَّ يُلْقِينَ فِي ثَوْبِ بِلاَلٍ مِنْ أَقْرِطَتِهِنَّ وَخَوَاتِمِهِنَّ
Dari Jabir bin Abdullah RA ia berkata; Aku telah mengikuti shalat hari raya bersama Rasulullah sallallahu alaihi wasallam . Beliau memulainya dengan shalat sebelum menyampaikan khutbah, tanpa kumandang adzan dan Iqamat. Selesai sholat, Nabi sallallahu alaihi wasallam berdiri sambil bersandar pada Bilal. Nabi sallallahu alaihi wasallam memerintahkan untuk selalu bertaqwa kepada Allah, dan memberikan anjuran untuk selalu mentaati-Nya. Nabi memberikan nasehat kepada manusia dan mengingatkan mereka. Setelah itu, Nabi berlalu hingga sampai di tempat kaum wanita. Nabi memberikan nasehat dan peringatan kepada mereka. Beliau bersabda: "Bersedekahlah kalian, karena kebanyakan kalian akan menjadi bahan bakar neraka jahannam." Maka berdirilah seorang wanita terbaik di antara mereka dengan wajah pucat seraya bertanya, "Kenapa ya Rasulullah?" Nabi menjawab: "Karena kalian lebih banyak mengadu (mengeluh) dan mengingkari kelebihan dan kebaikan suami." Akhirnya mereka pun menyedekahkan perhiasan yang mereka miliki dengan melemparkannya ke dalam kain yang dihamparkan Bilal, termasuk cincin dan kalung-kalung mereka." Shahih Muslim [2003]
HILAL BARU CAHAYA BARU.
Idul Fithri adalah penutup amaliah ramadhan, seiring dengan tampaknya hilal 1 Syawal. Kegiatan awal dan akhir ramadhan memang ditandai oleh munculnya hilal baru, disusul oleh kumandang takbir sebagai tanda syukur dan harap semoga hilal yang baru tampak ini membawa cahaya dari Rabbnya. Cahaya keamanan, keimanan, keislaman, keselamatan, kesehatan, kesejahteraan dan taufiq, bagi orang banyak di muka bumi ini. Ketika mengomentari doa melihat hilal ini, Imam Hakim mengatakan, "setiap pergantian bulan baru dengan tampaknya hilal tanggal 1, Allah tabaraka wa ta'ala menetapkan qadha' yang baru atas semua makhluk." Karena itu Nabi sallallahu alaihi wasallam mengajarkan doa melihat hilal sebagai tanda syukur nikmat. Sebab hilal membawa berkah, kebaikan dan kemashlahatan untuk alam ini. (Imam Al-Munawi. Faidhul Qadir, Juz 5/172, Mesir: Maktabah Tijari Al-Kubra, 1356 H)