Buletin Al-Jazeera, edisi 20/Th.4/2012
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْبَعُونَ خَصْلَةً أَعْلَاهُنَّ مَنِيحَةُ الْعَنْزِ مَا مِنْ عَامِلٍ يَعْمَلُ بِخَصْلَةٍ مِنْهَا رَجَاءَ ثَوَابِهَا وَتَصْدِيقَ مَوْعُودِهَا إِلَّا أَدْخَلَهُ اللَّهُ بِهَا الْجَنَّةَ قَالَ حَسَّانُ فَعَدَدْنَا مَا دُونَ مَنِيحَةِ الْعَنْزِ مِنْ رَدِّ السَّلاَمِ وَتَشْمِيتِ الْعَاطِسِ وَإِمَاطَةِ الْأَذَى عَنْ الطَّرِيقِ وَنَحْوِهِ فَمَا اسْتَطَعْنَا أَنْ نَبْلُغَ خَمْسَ عَشْرَةَ خَصْلَةً
‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash RA meriwayatkan, Rasulullah s.a.w bersabda:
“ada 40 kebiasaan baik, yang tertingginya adalah memberi kambing (kasi modal). Tidaklah seseorang beramal dari kebiasaan baik tersebut dengan harapan dapat pahala dan membenarkan apa yang dijanjikan padanya, melainkan Allah akan memasukannya ke dalam syurga. Hassan (tabi’in pertengahan) berkata: Maka kami menghitung kebiasaan baik itu diluar member susu mulai dari menjawab salam, menjawab orang yang bersin, menyingkirkan bahaya di jalan dan semisalnya. Namun kami tidak sanggup untuk sampai pada 15 kebiasaan baik tersebut.
Hadits ini dicantumkan oleh Imam Bukhari dalam al-Jāmi’us-Shahīhnya pada Kitabul-Hibah wa fadhlihā wa’t-tahrīdhu ‘alayhā, Bab: Fadhlu’l-Manīhah, no.: 2631.
PENGANTAR.
Islam adalah dinul-haqq (benar), dinul-khair (baik) sekaligus dinul-jamāl (indah). Allah Jalla Jalāluh adalah sumber kebenaran, kebaikan dan keindahan. Ketiganya merupakan keterpaduan. Jika orang mu’min menjadikannya jati diri dan karakter, mana ia menjadi insan rabbani; kūnū rabbāniyyin bimā kuntum tu‘allimūnal-kitāba wa bimā kuntum tadrusūn,3:79. Yaitu orang yang sudah tersibghah (tercelup) oleh sifat-sifat ilahi hasil dari tempaan ilmu, hingga menjadi ‘ālim-rabbānī, hukamā’ul-atqiyā’ (ahli hikmah muttaqin), atau hukāma’ul;-ulamā’, insya Allahu Ta‘ala.