Buletin Al-Jazeera dibagi secara cuma-cuma ke Masjid-masjid di Kepulauan Sapeken, Kangean, Bali, Kupang, Batam dan Jakarta dalam rangka program pencerdasan ummat. Infaq dan sedekah anda sangat membantu kelangsungan buletin dakwah ini. Salurkan bantuan anda ke Bank Mandiri Cabang Jakarta Kramat Raya no.rek: 1230005638491 an: Khairiyah (0813-1132.7517)

Kamis, 09 Juni 2011

Rekonstruksi Sejarah 35 Tahun Perjalanan Pesantren Persis Abu Hurairah Sapeken -Sebuah Catatan dan Harapan-

Buletin Al-Jazeera, edisi 16/th.3/2011


“Di antara orang-orang mu'min itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah (janjinya).” Surah Al-Ahdzab:23

PENGANTAR
Islam yang masuk ke Indonesia umumnya sudah mengalami percampuran  dengan ajaran-ajaran lokal yang sudah duluan berkembang, khususnya campuran ajaran animisme dan dinamisme Hindu-Budha. Karena itu, tampilan Islam di Indonesia variasinya beraneka-macam. Berbagai upaya sudah dicoba oleh para agamawan untuk mengembalikan kemurnian ajaran Islam sesuai standard Qur’an-Sunnah seperti yang dipahami oleh generasi pertama ummat ini. Salah satunya dengan mendirikan organisasi kemasyarakatan sebagai perhimpunan tempat mereka berjuang. Contohnya Muhammadiyah yang didirikan pada tahun 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan (1868-1923) di Jogjakarta. Al Irsyad tahun 1913 oleh Syeikh Ahmad Surkati (1874-1943) di Jakarta serta Persatuan Islam pada tahun 1923 di Bandung oleh K.H Zamzam dan Prof. Mahmud Yunus (1899-1982).